Selasa, 28 September 2010

Nokia 2600 Classic

Desain Layar Keypad & Tombol User Interface Kamera Video Internet Pemutar Musik Games Konektivitas Messaging Video Call Baterai Kinerja Komentar Editor
Andalkan X-press on Cover Lagi
Nokia memberikan tambahan casing dalam paket penjualannya. Hal ini mengingatkan kita pada kisah sukses ponsel sejuta umat 5110 yang juga dibekali casing tambahan.
Lama ditanggalkan oleh Nokia, kini fasilitas x-press on cover kembali dikedepankan untuk satu ponsel anyarnya ini. Seri Nokia 2600 classic. Menyasar ponsel kelas bawah, Nokia tipe lama dengan tambahan identitas classic di belakangnya ini hadir sebagai ponsel penuh warna-warni. Casingnya saja disediakan oleh pabrikan asal Finlandia ini sebanyak empat buah, yang terdiri dari warna midnight blue, sunset orange, sandy gold, sky blue.
Selain menyediakan aneka pilihan warna casing, Nokia 2600 classic juga telah dibekali berbagai fitur, mulai dari kamera, internet, dan juga kapasitas penyimpanan memori telepon yang mencapai 1000 nama. Fasilitas kameranya, meski masih VGA namun tampil komplet dalam hal fiturnya. Kita bisa melakukan edit foto, mulai dari memotong, menyelipkan gambar lain, teks, dan juga menambahkan bingkai.
PORT
Di sebelah kanan badan ponsel terdapat tiga slot yang memiliki fungsi dan peruntukan masing-masing. Port bagian atas berguna untuk menghubungkan headset khususnya bila hendak mengaktifkan radio FM-nya. Port yang di tengah berupa slot untuk kabel koneksi ke komputer. Sedangkan port ketiga berupa slot untuk mencharger baterai dengan slot ukuran kecil.
Pengujian : Ketiga port tersebut berada sejajar di bagian samping ponsel. Dihubungkan ke komputer, melakukan charger, dan menyambungnya ke headset tidak ada kendala.
Nilai : 3,5
Catatan : Akan lebih baik bila ketiga port ini dijadikan satu, artinya satu slot untuk 3 fungsi.
AUDIO
Suara yang terdengar di ponsel ini cukup baik. Selain mendengarkan radio lewat headset, kita juga bisa membuat suaranya terdengar lewat speakernya yang cukup besar di bagian belakang. Kita bisa mengaktifkan loudspeakernya bila hendak mengaktifkan siaran radio untuk di sharing dengan orang sekitar. Syaratnya headset mesti tetap terhubung sebagai antena.
Pengujian : Untuk ponsel sekelasnya, audio 2600 classic ini cukup baik. Suara yang terdengar pun cukup jelas.
Nilai : 3,4
Catatan : Akan lebih baik bila disertai fitur stereo speaker.
KEYPAD
Cukup nyaman dalam mengoperasikan keypadnya. Jajaran keypadnya tampil normal dan tidak mengada-ada. Sehingga pengguna yang belum terbiasa dan belum pernah mengoperasikan ponsel nokia, tidak akan kesulitan untuk mengoperasikan ponsel ini.
Pengujian : Menjalankan semua tombol dengan menguji beberapa aplikasi terkait.
Nilai : 3,3
Catatan : Tombol angka 2 terlalu kecil dan sedikit rapat dengan tombol empat arah. Sehingga kadang kita salah pencet bila hendak memencet tombol yang juga berfungsi untuk mengetik huruf abc.
MESSAGING
Fasilitas SMS seri ini bisa diandalkan. Kapasitas 1000 karakter membuat penggunanya tidak perlu khawatir bila hendak menulis pesan panjang yang melebihi 160 karakter. Ponsel ini juga sidah dibekali email messaging untuk berkirim surat elektronik.
Pengujian : Berkirim sms hingga 700 karakter
Nilai : 3,2
Catatan : Pengiriman SMS melebihi 160 karakter, akan dikenakan biaya kelipatannya. Jadi buat Anda yang memiliki pulsa hanya cukup untuk berkirim sms sekali saja, tidak akan bisa berkirim sms melebihi karakter 160.
PIM
Terbilang komplet untuk fasilitas PIM. Ada calender, jam, catatan, alarm, kalkulator, timer, dan lainnya.
Pengujian : Pengoperasian menu-menu PIM
Nilai : 3,1
Catatan : Tidak dilengkapi dengan panduan jam dunia (world clock)
KAMERA
Masih menggunkan kamera VGA, tergolong lumayan untuk ponsel sekelasnya. Meskipun boleh dibilang kamera VGA sudah sangat usang dan ketinggalan jaman saat ini. Keunggulan fasilitas kameranya adalah telah dilengkapi berbagai fitur penunjang, salah satunya editing foto.
Pengujian : Pemotretan objek di luar dan dalam ruangan
Nilai : 3
Catatan : Tidak dilengkapi dengan flash dan video editing.
PHONE MEMORY
Keberadaan fasilitas kameranya berikut video recorder tidak didukung dengan memori besar. Hanya berbekal memori 10 Mb untuk memori user, benar-benar sangat minim. Kita mesti pandai-pandai mengatur memori agar tidak full.
Pengujian : Menyimpan 2 kali gambar hasil pemotretan dan menerima kiriman lagu.
Nilai : 3
Catatan : Tanpa didukung memori tambahan alias memori eksternal terasa sangat minim dan terbatas untuk menyimpan gambar apalagi video.
DESAIN
Tergolong cantik dan menarik. Balutan warna cerah pada casing nya membuat ponsle ini kelihatan mahal. Di bagian jajaran keypad tengahnya yang meliputi angka 2,5,8, dan 0 dibatasi dengan warna yang sesuai dengan warna casing berbentuk oval. Hal ini sangat menarik bila ponsel menyala.
Pengujian : menggenggam dan menyimpannya dalam saku
Nilai : 3
Catatan : Agak sedikit sulit buat yang tidak terbiasa saat membuka casing bagian belakang. Resikonya ponsel bisa jatuh.
LAYAR
Cukup lebar namun kurang tajam dalam pewarnaannya. Hal ini nampak saat kita menggunakan kamera dan merekam gambar, hasilnya kurang begitu tajam.
Pengujian : Mengabadikan gambar dengan kameranya
Nilai : 3
Catatan : Saat berada di bawah sinar apalagi di bawah terik matahari, warna benar-benar tidak nampak cerah sebagaimana di dalam ruangan.
VIDEO RECORDER
Untuk sekedar iseng, video recordernya bisa Anda coba. Fasilitas zoom-nya bisa difungsikan.
Pengujian : Merekam objek di redaksi selular
Nilai : 3
Catatan : Durasi perekaman hanya sebatas 10 detik.
INTERNET
Berselancar ke dunia maya dengan GPRS-nya termasuk lumayan. Bekal setting wizard-nya memudahkan pengguna dalam mengkoneksi internet. Apapun operator yang kita gunakan, kita tidak perlu melakukan setting ulang.
Pengujian : berjalan lancar.
Nilai : 2,6
Catatan : Layar kurang nyaman untuk berselancar ke dunia maya karena terlalu kecil.
VIDEO PLAYER
Sebenarnya bisa dibilang tidak ada fasilitas video player di seri ini. Namun untuk membaca sebuah file video berformat 3gpp, ponsel ini bisa memutarnya secara standar.
Pengujian : Memutar file berformat 3 gpp
Nilai ; 2,5
Catatan : Tidak ada menu khusus pemutar dan pengatur video player
KONEKTIVITAS
Ada dua fasilitas transfer data di ponsel ini. Selain bluetooth, kabel data juga sudah dibenamkan di seri ini. Caranya juga cukup mudah, kita bisa langsung mentransfer file dari dan ke ponsel lain setelah proses pairing bluetooth selesai. Sementara kabelnya bisa berfungsi sebagai PC Sync menggunakan software PC Suite Nokia.
Pengujian : Mentransfer file sebuah lagu berukuran 4,1 Mb.
Nilai ; 2,3
Catatan : Tidak ada infrared
Kinerja ;
Secara umum kinerja seri 2600 classic ini cukup baik. Untuk ponsel sekelasnya, tergolong mendekati rata-rata. Yang terlihat menonjol adalah slot koneksi yang cukup komplet.
Nokia 2600 classic : Skor 2,8
Kinerja Baterai
Data Vendor : Ponsel ini menggunakan baterai Li-Ion 870 mAh. Klaim vendor, waktu siaga sampai 580 jam dan waktu bicara 6 jam
Hasil pengujian
Dilakukan untuk mendengarkan radio seharian, indikasi baterai hanya berkurang 1 bar saja

Senin, 30 Agustus 2010

kota saya

:'''''Majalengka''' beralih ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat [[Majalengka (kota)]]. Untuk kegunaan lain, lihat [[Majalengka (disambiguasi)]].''
{{Dati2
| nama=Kabupaten Majalengka
| propinsi=[[Jawa Barat]]
| ibukota=[[Majalengka, Majalengka|Majalengka]]
| luas=1.204,24 km²
| penduduk=1.204.379 (2007)Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka tahun 2007 menurut BPS Provinsi Jawa Barat
| kepadatan=1.000
| kecamatan=23
| kelurahan=318 desa, 13 kelurahan
| kodearea=0233
| dau=Rp. 508,345.87(dlm juta rupiah)
| lambang=[[Berkas:Lambang Kabupaten Majalengka.jpeg|120px|Lambang Kabupaten Majalengka]]
| peta= [[Berkas:Locator kabupaten majalengka.png]]
| koordinat=
| dasar hukum=
| tanggal=
| motto=
| kepala daerah=[[Bupati]]
| nama kepala daerah=[[H. Sutrisno, SE., M.Si]]
| web=[http://www.majalengkakab.go.id/ www.majalengkakab.go.id]
}}

'''Kabupaten Majalengka''', adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Ibukotanya adalah '''[[Majalengka, Majalengka|Majalengka]]'''. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Indramayu]] di utara, [[Kabupaten Cirebon]] dan [[Kabupaten Kuningan]] di timur, [[Kabupaten Ciamis]] dan [[Kabupaten Tasikmalaya]] di selatan, serta [[Kabupaten Sumedang]] di barat.

Kabupaten Majalengka terdiri atas 23 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah [[desa]] dan [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan di Kecamatan [[Majalengka, Majalengka|Majalengka]]. Kantor Bupati terletak di [[Alun-alun]] Majalengka berdekatan dengan [[Masjid]] Agung Al Imam.

Selasa, 24 Agustus 2010

Past Perfect Tense

How do we make the Past Perfect Tense?

The structure of the past perfect tense is:
subject + auxiliary verb HAVE + main verb
conjugated in simple past tense past participle
had V3

For negative sentences in the past perfect tense, we insert not between the auxiliary verb and main verb. For question sentences, we exchange the subject and auxiliary verb. Look at these example sentences with the past perfect tense:
subject auxiliary verb main verb
+ I had finished my work.
+ You had stopped before me.
- She had not gone to school.
- We had not left.
? Had you arrived?
? Had they eaten dinner?

When speaking with the past perfect tense, we often contract the subject and auxiliary verb:
I had I'd
you had you'd
he had
she had
it had he'd
she'd
it'd
we had we'd
they had they'd

WSM Image
The 'd contraction is also used for the auxiliary verb would. For example, we'd can mean:

* We had
or
* We would

But usually the main verb is in a different form, for example:

* We had arrived (past participle)
* We would arrive (base)

It is always clear from the context.

How do we use the Past Perfect Tense?

The past perfect tense expresses action in the past before another action in the past. This is the past in the past. For example:

* The train left at 9am. We arrived at 9.15am. When we arrived, the train had left.

The train had left when we arrived.
past present future
Train leaves in past at 9am.
9 9.15

We arrive in past at 9.15am.

Look at some more examples:

* I wasn't hungry. I had just eaten.
* They were hungry. They had not eaten for five hours.
* I didn't know who he was. I had never seen him before.
* "Mary wasn't at home when I arrived."
"Really? Where had she gone?"

You can sometimes think of the past perfect tense like the present perfect tense, but instead of the time being now the time is past.
past perfect tense present perfect tense
had |
done |
> | have |
done |
> |

past now future past now future

For example, imagine that you arrive at the station at 9.15am. The stationmaster says to you:

* "You are too late. The train has left."

Later, you tell your friends:

* "We were too late. The train had left."

We often use the past perfect tense in reported speech after verbs like said, told, asked, thought, wondered:

Look at these examples:

* He told us that the train had left.
* I thought I had met her before, but I was wrong.
* He explained that he had closed the window because of the rain.
* I wondered if I had been there before.
* I asked them why they had not finished.

Past Continuous Tense

How do we make the Past Continuous Tense?

The structure of the past continuous tense is:
subject + auxiliary verb BE + main verb
conjugated in simple past tense present participle
was
were base + ing

For negative sentences in the past continuous tense, we insert not between the auxiliary verb and main verb. For question sentences, we exchange the subject and auxiliary verb. Look at these example sentences with the past continuous tense:
subject auxiliary verb main verb
+ I was watching TV.
+ You were working hard.
- He, she, it was not helping Mary.
- We were not joking.
? Were you being silly?
? Were they playing football?

How do we use the Past Continuous Tense?

The past continuous tense expresses action at a particular moment in the past. The action started before that moment but has not finished at that moment. For example, yesterday I watched a film on TV. The film started at 7pm and finished at 9pm.
At 8pm yesterday, I was watching TV.
past present future
8pm
At 8pm, I was in the middle of watching TV.

When we use the past continuous tense, our listener usually knows or understands what time we are talking about. Look at these examples:

* I was working at 10pm last night.
* They were not playing football at 9am this morning.
* What were you doing at 10pm last night?
* What were you doing when he arrived?
* She was cooking when I telephoned her.
* We were having dinner when it started to rain.
* Ram went home early because it was snowing.

WSM Image
Some verbs cannot be used in continuous/progressive tenses.

We often use the past continuous tense to "set the scene" in stories. We use it to describe the background situation at the moment when the action begins. Often, the story starts with the past continuous tense and then moves into the simple past tense. Here is an example:

" James Bond was driving through town. It was raining. The wind was blowing hard. Nobody was walking in the streets. Suddenly, Bond saw the killer in a telephone box..."

Past Continuous Tense + Simple Past Tense

We often use the past continuous tense with the simple past tense. We use the past continuous tense to express a long action. And we use the simple past tense to express a short action that happens in the middle of the long action. We can join the two ideas with when or while.

In the following example, we have two actions:

1. long action (watching TV), expressed with past continuous tense
2. short action (telephoned), expressed with simple past tense

past present future
Long action.
I was watching TV at 8pm.
8pm

You telephoned at 8pm.
Short action.

We can join these two actions with when:

* I was watching TV when you telephoned.

(Notice that "when you telephoned" is also a way of defining the time [8pm].)

We use:

* when + short action (simple past tense)
* while + long action (past continuous tense)

There are four basic combinations:
I was walking past the car when it exploded.
When the car exploded I was walking past it.
The car exploded while I was walking past it.
While I was walking past the car it exploded.

Notice that the long action and short action are relative.

* "Watching TV" took a few hours. "Telephoned" took a few seconds.
* "Walking past the car" took a few seconds. "Exploded" took a few milliseconds.

Simple Past Tense

How do we make the Simple Past Tense?

To make the simple past tense, we use:

* past form only
or
* auxiliary did + base form

Here you can see examples of the past form and base form for irregular verbs and regular verbs:
V1
base V2
past V3
past participle
regular verb work
explode
like worked
exploded
liked worked
exploded
liked The past form for all regular verbs ends in -ed.
irregular verb go
see
sing went
saw
sang gone
seen
sung The past form for irregular verbs is variable. You need to learn it by heart.
You do not need the past participle form to make the simple past tense. It is shown here for completeness only.

The structure for positive sentences in the simple past tense is:
subject + main verb
past

The structure for negative sentences in the simple past tense is:
subject + auxiliary verb + not + main verb
did base

The structure for question sentences in the simple past tense is:
auxiliary verb + subject + main verb
did base

The auxiliary verb did is not conjugated. It is the same for all persons (I did, you did, he did etc). And the base form and past form do not change. Look at these examples with the main verbs go and work:
subject auxiliary verb main verb
+ I went to school.
You worked very hard.
- She did not go with me.
We did not work yesterday.
? Did you go to London?
Did they work at home?

Exception! The verb to be is different. We conjugate the verb to be (I was, you were, he/she/it was, we were, they were); and we do not use an auxiliary for negative and question sentences. To make a question, we exchange the subject and verb. Look at these examples:
subject main verb
+ I, he/she/it was here.
You, we, they were in London.
- I, he/she/it was not there.
You, we, they were not happy.
? Was I, he/she/it right?
Were you, we, they late?

How do we use the Simple Past Tense?

We use the simple past tense to talk about an action or a situation - an event - in the past. The event can be short or long.

Here are some short events with the simple past tense:
The car exploded at 9.30am yesterday.
She went to the door.
We did not hear the telephone.
Did you see that car?
past present future

The action is in the past.

Here are some long events with the simple past tense:
I lived in Bangkok for 10 years.
The Jurassic period lasted about 62 million years.
We did not sing at the concert.
Did you watch TV last night?
past present future

The action is in the past.

Notice that it does not matter how long ago the event is: it can be a few minutes or seconds in the past, or millions of years in the past. Also it does not matter how long the event is. It can be a few milliseconds (car explosion) or millions of years (Jurassic period). We use the simple past tense when:

* the event is in the past
* the event is completely finished
* we say (or understand) the time and/or place of the event

WSM Image
In general, if we say the time or place of the event, we must use the simple past tense; we cannot use the present perfect.

Here are some more examples:

* I lived in that house when I was young.
* He didn't like the movie.
* What did you eat for dinner?
* John drove to London on Monday.
* Mary did not go to work yesterday.
* Did you play tennis last week?
* I was at work yesterday.
* We were not late (for the train).
* Were you angry?

Note that when we tell a story, we usually use the simple past tense. We may use the past continuous tense to "set the scene", but we almost always use the simple past tense for the action. Look at this example of the beginning of a story:

"The wind was howling around the hotel and the rain was pouring down. It was cold. The door opened and James Bond entered. He took off his coat, which was very wet, and ordered a drink at the bar. He sat down in the corner of the lounge and quietly drank his..."

Present Perfect Continuous Tense

I have been singing
How do we make the Present Perfect Continuous Tense?

The structure of the present perfect continuous tense is:
subject + auxiliary verb + auxiliary verb + main verb
have
has been base + ing

Here are some examples of the present perfect continuous tense:
subject auxiliary verb auxiliary verb main verb
+ I have been waiting for one hour.
+ You have been talking too much.
- It has not been raining.
- We have not been playing football.
? Have you been seeing her?
? Have they been doing their homework?
Contractions

When we use the present perfect continuous tense in speaking, we often contract the subject and the first auxiliary. We also sometimes do this in informal writing.
I have been I've been
You have been You've been
He has been
She has been
It has been
John has been
The car has been He's been
She's been
It's been
John's been
The car's been
We have been We've been
They have been They've been

Here are some examples:

* I've been reading.
* The car's been giving trouble.
* We've been playing tennis for two hours.

How do we use the Present Perfect Continuous Tense?

This tense is called the present perfect continuous tense. There is usually a connection with the present or now. There are basically two uses for the present perfect continuous tense:
1. An action that has just stopped or recently stopped

We use the present perfect continuous tense to talk about an action that started in the past and stopped recently. There is usually a result now.
I'm tired because I've been running.
past present future
!!!
Recent action. Result now.

* I'm tired [now] because I've been running.
* Why is the grass wet [now]? Has it been raining?
* You don't understand [now] because you haven't been listening.

2. An action continuing up to now

We use the present perfect continuous tense to talk about an action that started in the past and is continuing now. This is often used with for or since.
I have been reading for 2 hours.
past present future

Action started in past. Action is continuing now.

* I have been reading for 2 hours. [I am still reading now.]
* We've been studying since 9 o'clock. [We're still studying now.]
* How long have you been learning English? [You are still learning now.]
* We have not been smoking. [And we are not smoking now.]

For and Since with Present Perfect Continuous Tense

We often use for and since with the present perfect tense.

* We use for to talk about a period of time - 5 minutes, 2 weeks, 6 years.
* We use since to talk about a point in past time - 9 o'clock, 1st January, Monday.

for since
a period of time a point in past time

x
20 minutes 6.15pm
three days Monday
6 months January
4 years 1994
2 centuries 1800
a long time I left school
ever the beginning of time
etc etc

Here are some examples:

* I have been studying for 3 hours.
* I have been watching TV since 7pm.
* Tara hasn't been feeling well for 2 weeks.
* Tara hasn't been visiting us since March.
* He has been playing football for a long time.
* He has been living in Bangkok since he left school.

WSM Image
For can be used with all tenses. Since is usually used with perfect tenses only.

Present Perfect Tense

How do we make the Present Perfect Tense?

The structure of the present perfect tense is:
subject + auxiliary verb + main verb
have past participle

Here are some examples of the present perfect tense:
subject auxiliary verb main verb
+ I have seen ET.
+ You have eaten mine.
- She has not been to Rome.
- We have not played football.
? Have you finished?
? Have they done it?
Contractions with the present perfect tense

When we use the present perfect tense in speaking, we usually contract the subject and auxiliary verb. We also sometimes do this when we write.
WSM Image
He's or he's??? Be careful! The 's contraction is used for the auxiliary verbs have and be. For example, "It's eaten" can mean:

* It has eaten. [present perfect tense, active voice]
* It is eaten. [present tense, passive voice]

It is usually clear from the context.

I have I've
You have You've
He has
She has
It has
John has
The car has He's
She's
It's
John's
The car's
We have We've
They have They've

Here are some examples:

* I've finished my work.
* John's seen ET.
* They've gone home.

How do we use the Present Perfect Tense?

This tense is called the present perfect tense. There is always a connection with the past and with the present. There are basically three uses for the present perfect tense:

1. experience
2. change
3. continuing situation

1. Present perfect tense for experience

We often use the present perfect tense to talk about experience from the past. We are not interested in when you did something. We only want to know if you did it:
I have seen ET.
He has lived in Bangkok.
Have you been there?
We have never eaten caviar.
past present future
!!!
The action or state was in the past. In my head, I have a memory now.
Connection with past: the event was in the past.
Connection with present: in my head, now, I have a memory of the event; I know something about the event; I have experience of it.
2. Present perfect tense for change

We also use the present perfect tense to talk about a change or new information:
I have bought a car.
past present future
- +
Last week I didn't have a car. Now I have a car.

John has broken his leg.
past present future
+ -
Yesterday John had a good leg. Now he has a bad leg.

Has the price gone up?
past present future
+ -
Was the price $1.50 yesterday? Is the price $1.70 today?

The police have arrested the killer.
past present future
- +
Yesterday the killer was free. Now he is in prison.
Connection with past: the past is the opposite of the present.
Connection with present: the present is the opposite of the past.

WSM Image
Americans do not use the present perfect tense so much as British speakers. Americans often use the past tense instead. An American might say "Did you have lunch?", where a British person would say "Have you had lunch?"
3. Present perfect tense for continuing situation

We often use the present perfect tense to talk about a continuing situation. This is a state that started in the past and continues in the present (and will probably continue into the future). This is a state (not an action). We usually use for or since with this structure.
I have worked here since June.
He has been ill for 2 days.
How long have you known Tara?
past present future


The situation started in the past. It continues up to now. (It will probably continue into the future.)
Connection with past: the situation started in the past.
Connection with present: the situation continues in the present.

For & Since with Present Perfect Tense

We often use for and since with the present perfect tense.

* We use for to talk about a period of time - 5 minutes, 2 weeks, 6 years.
* We use since to talk about a point in past time - 9 o'clock, 1st January, Monday.

for since
a period of time a point in past time
x------------
20 minutes 6.15pm
three days Monday
6 months January
4 years 1994
2 centuries 1800
a long time I left school
ever the beginning of time
etc etc

Here are some examples:

* I have been here for 20 minutes.
* I have been here since 9 o'clock.
* John hasn't called for 6 months.
* John hasn't called since February.
* He has worked in New York for a long time.
* He has worked in New York since he left school.

WSM Image
For can be used with all tenses. Since is usually used with perfect tenses only.

Present Continuous Tense

How do we make the Present Continuous Tense?

The structure of the present continuous tense is:
subject + auxiliary verb + main verb
be base + ing

Look at these examples:
subject auxiliary verb main verb
+ I am speaking to you.
+ You are reading this.
- She is not staying in London.
- We are not playing football.
? Is he watching TV?
? Are they waiting for John?

How do we use the Present Continuous Tense?

We use the present continuous tense to talk about:

* action happening now
* action in the future

Present continuous tense for action happening now

a) for action happening exactly now
I am eating my lunch.
past present future

The action is happening now.

Look at these examples. Right now you are looking at this screen and at the same time...
WSM Image WSM Image WSM Image
...the pages are turning. ...the candle is burning. ...the numbers are spinning.

b) for action happening around now

The action may not be happening exactly now, but it is happening just before and just after now, and it is not permanent or habitual.
John is going out with Mary.
past present future



The action is happening around now.

Look at these examples:

* Muriel is learning to drive.
* I am living with my sister until I find an apartment.

Present continuous tense for the future

We can also use the present continuous tense to talk about the future - if we add a future word!! We must add (or understand from the context) a future word. "Future words" include, for example, tomorrow, next year, in June, at Christmas etc. We only use the present continuous tense to talk about the future when we have planned to do something before we speak. We have already made a decision and a plan before speaking.
I am taking my exam next month.
past present future
!!!
A firm plan or programme exists now. The action is in the future.

Look at these examples:

* We're eating in a restaurant tonight. We've already booked the table..
* They can play tennis with you tomorrow. They're not working.
* When are you starting your new job?

In these examples, we have a firm plan or programme before speaking. The decision and plan were made before speaking.

How do we spell the Present Continuous Tense?

We make the present continuous tense by adding -ing to the base verb. Normally it's simple - we just add -ing. But sometimes we have to change the word a little. Perhaps we double the last letter, or we drop a letter. Here are the rules to help you know how to spell the present continuous tense.
Basic rule Just add -ing to the base verb:
work > working
play > playing
assist > assisting
see > seeing
be > being
Exception 1 If the base verb ends in consonant + stressed vowel + consonant, double the last letter:
s t o p
consonant stressed
vowel consonant
(vowels = a, e, i, o, u)
stop > stopping
run > running
begin > beginning
Note that this exception does not apply when the last syllable of the base verb is not stressed:
open > opening
Exception 2 If the base verb ends in ie, change the ie to y:
lie > lying
die > dying
Exception 3 If the base verb ends in vowel + consonant + e, omit the e:
come > coming
mistake > mistaking

Senin, 23 Agustus 2010

Simple Present Tense

I sing
How do we make the Simple Present Tense?
subject + auxiliary verb + main verb
do base

There are three important exceptions:

1. For positive sentences, we do not normally use the auxiliary.
2. For the 3rd person singular (he, she, it), we add s to the main verb or es to the auxiliary.
3. For the verb to be, we do not use an auxiliary, even for questions and negatives.

Look at these examples with the main verb like:
subject auxiliary verb main verb
+ I, you, we, they like coffee.
He, she, it likes coffee.
- I, you, we, they do not like coffee.
He, she, it does not like coffee.
? Do I, you, we, they like coffee?
Does he, she, it like coffee?

Look at these examples with the main verb be. Notice that there is no auxiliary:
subject main verb
+ I am French.
You, we, they are French.
He, she, it is French.
- I am not old.
You, we, they are not old.
He, she, it is not old.
? Am I late?
Are you, we, they late?
Is he, she, it late?
How do we use the Simple Present Tense?

We use the simple present tense when:

* the action is general
* the action happens all the time, or habitually, in the past, present and future
* the action is not only happening now
* the statement is always true

John drives a taxi.
past present future
It is John's job to drive a taxi. He does it every day. Past, present and future.

Look at these examples:

* I live in New York.
* The Moon goes round the Earth.
* John drives a taxi.
* He does not drive a bus.
* We do not work at night.
* Do you play football?

Note that with the verb to be, we can also use the simple present tense for situations that are not general. We can use the simple present tense to talk about now. Look at these examples of the verb "to be" in the simple present tense - some of them are general, some of them are now:
Am I right?
Tara is not at home.
You are happy.
past present future
The situation is now.

I am not fat.
Why are you so beautiful?
Ram is tall.
past present future
The situation is general. Past, present and future.

WSM Image
This page shows the use of the simple present tense to talk about general events. But note that there are some other uses for the simple present tense, for example in conditional or if sentences, or to talk about the future. You will learn about those later.

england 2

Tenses

The English Tense System

The links below are to lessons for each of the 12 basic tenses. In each lesson we look at two aspects of the tense:

* Structure: How do we make the tense?
* Use: When and why do we use the tense?

Some lessons look at additional aspects, and most of them finish with a quiz to check your understanding.
Many English learners worry too much about tense. If you stopped 100 native English speakers in the street and asked them about tense, 1 of them might give you an intelligent answer - if you were lucky. The other 99 would know little about terms like "past perfect" or "present continuous". And they would know nothing about aspect, voice or mood. But they can all speak fluent English and communicate effectively. Of course, for ESL it helps to know about tenses, but don't become obsessed with them. Be like those native speakers! Speak naturally!

Present Tense
I do do, I do
Present Continuous Tense
I am doing, I am doing tomorrow
Present Perfect Tense
I have done
Present Perfect Continuous Tense
I have been doing

Past Tense
I did do, I did
Past Continuous Tense
I was doing
Past Perfect Tense
I had done
Past Perfect Continuous Tense
I had been doing

Future Tense
I will do
Future Continuous Tense
I will be doing
Future Perfect Tense
I will have done
Future Perfect Continuous Tense
I will have been doing

englan 1

Salah seorang pembaca blog ini mengirim pesan yang membuat saya terenyuh. Dia seorang mahasiswa jurusan Bahasa Inggris. Saat menulis pesan, dia sedang di semester 7. Dia mengaku belum bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan merasa ingin berhenti. Melalui email, dia meminta masukan motivasi ihwal pembelajaran bahasa Inggris. Tulisan ini saya tujukan untuk menjawab keresahan sang pengirim pesan. Juga siapa saja yang memerlukannya. Semoga bermanfaat.

Hal pertama yang harus kita pahami dalam mempelajari bahasa Inggris adalah realita bahwa bahasa Inggris adalah bahasa asing bagi kita orang Indonesia. Konsekuensinya, kita jarang sekali bergaul dan berinteraksi dengan bahasa tersebut. Akibatnya, otak kita kurang mendapat asupan (input) kebahasainggrisan. Dengan bekal asupan yang minim, otak kita cenderung sulit mengolah segala proses pikiran yang berkaitan dengan bahasa Inggris. Apalagi untuk menggunakan bahasa tersebut dalam berkomunikasi sehari-hari.

Untuk mengatasi keterasingan kita terhadap bahasa itu adalah dengan memaksa diri kita agar sesering mungkin bercengkrama dengan bahasa Inggris. Buatlah agar diri kita familiar dengan bahasa tersebut. Selama menjalaninya, sadarilah sepenuhnya bahwa belajar bahasa Inggris, dan bahasa manapun, adalah sebuah proses. Pelan tapi pasti, kemampuan kita akan meningkat seiring waktu.

Beberapa strategi di bawah ini bisa membantu kita meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris secara efektif.

Begini caranya.

1. Ingatlah bahwa belajar bahasa adalah proses yang bertahap, bukan proses yang terjadi dalam 1×24 jam.
2. Tentukan tujuan belajar Anda. Apa yang ingin Anda pelajari dan mengapa Anda perlu mempelajarinya?
3. Jadikan belajar sebagai kebiasaan. Biasakan belajar hal baru setiap hari. Lebih baik belajar sedikit demi sedikit secara kontinyu, daripada belajar keras dua jam seminggu.
4. Usahakan membaca teks berbahasa Inggris, baik itu koran, majalah, atau teks apapun, atau menonton film atau menyimak berita berbahasa Inggris. Lakukan ini setiap hari atau sesering mungkin.
5. Pilih bahan ajar yang baik. Bagaimanapun, Anda tetap perlu belajar membaca, tata bahasa (grammar), menulis, berbicara, dan menyimak, sebagai satu kesatuan keterampilan berbahasa.
6. Lakukan proses belajar itu secara konstan. Jika Anda belajar bahasa Inggris selama 10 menit setiap hari, bahasa Inggris akan memenuhi memori otak Anda. Jika Anda belajarnya sekali dalam seminggu, jangan harap bahasa itu memenuhi memori otak.
7. Variasikan proses belajar Anda. Sebaiknya lakukan hal berbeda setiap hari agar membantu proses belajar empat bagian keterampilan berbahasa (baca, tulis, simak, bicara). Jangan terpaku pada satu aspek saja.
8. Cari kawan belajar. Belajar bahasa secara berjamaah akan lebih menyenangkan dan memberi motivasi ganda.
9. Pilih materi belajar yang sesuai dengan topic-topik yang Anda minati. Ini akan membuat proses belajar Anda menjadi lebih nikmat, menyenangkan, sehingga lebih efektif.
10. Hubungkan pengetahuan tata bahasa dengan penggunaan keseharian. Belajar tata bahasa suatu bahasa tidak akan otomatis membuat Anda bisa menggunakan bahasa tersebut. Praktekkan secara aktif apa-apa yang sudah dipelajari.
11. Buka mulut! Memahami suatu bahasa tidak berarti mulut Anda akan otomatis bisa berbicara dalam bahasa tersebut. Cobalah berbicara dalam bahasa Inggris dengan suara yang lantang. Awalnya mungkin akan terdengar aneh, tapi ini sangat efektif untuk proses belajar Anda.
12. Bersabarlah dengan diri sendiri. Ingat bahwa belajar adalah suatu proses. Perlu waktu dan kontinuitas. Anda bukanlah computer yang memiliki tombol on dan off.
13. Cobalah berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Menguasai grammar memang bagus. Tapi bisa berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan orang lain dalam bahasa Inggris, itu lebih bagus dan menyenangkan lagi.
14. Manfaatkan Internet! Internet merupakan sarana belajar bahasa Inggris yang luar biasa lengkap, menyenangkan, dan mudah diakses.

Tiga pesan pamungkas untuk Anda:

1. Ingatlah bahwa belajar bahasa Inggris adalah suatu proses.
2. Bersabarlah dengan diri sendiri.
3. Praktek praktek praktek.

Minggu, 25 April 2010

Bondan Prakoso & Fade 2 Black – Ya Sudahlah


A E

ketika mimpimu yang begitu indah

Bm F#m

tak pernah terwujud ya sudahlah

A E

saat kau berlari mengejar anganmu

Bm F#m E

dan tak pernah sampai ya sudahlah


[chorus]

A E

apapun yang terjadi

Bm F#m

Ku kan slalu ada untukmu

A E

janganlah kau bersedih

Bm F#m E

cause everythings gonna be ok


A

satu dari sekian kemungkinan

E

kau jatuh tanpa ada harapan

Bm

saat itu raga kupersembahkan

F#m

bersama jiwa cita-cita dan harapan


A

kita sambung satu persatu sebab akibat

E

tapi tenanglah mata hati kita kan lihat

Bm

menuntun ke arah mata angin bahagia

F#m

kau dan aku tahu jalan selalu ada


A

juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang

E

bagai deras ombak yang menabrak karang

Bm

namun ku tahu ku tahu kau mampu tuk tetap tenang

F#m E

hadapi bersamaku hingga akhir datang


A E

saat kau berharap keramahan cinta

Bm F#m

tak pernah kau dapat ya sudahlah yeah

A E

dengar ku bernyanyi lalalalala heyeyeyeyeyayaya

Bm F#m E

dedum dedudedadedudidam semua ini belum beakhir


[chorus]

A E

apapun yang terjadi

Bm F#m

Ku kan slalu ada untukmu

A E

janganlah kau bersedih

Bm F#m E

cause everythings gonna be ok


D

satu kan langkah langkah yang beriring

E

genggam hati rangkul emosi

F#m C#m

genggamlah hatiku satukan langkah kita

D

sama rasa tanpa pamrih

E

ini cinta across the sea

F#m C#m

peluklah diriku terbang bersamaku

D E

melayang jauhh.. woo..woo.. yeeahhh.. (come fly with me, baby)


A

ini aku dari ujung rambut menyusur jemari

E

sosok ini yg menerima kelemahan hati

Bm

yea..aku cinta kau.. ini cinta kita

F#m

cukup satu waktu yes untuk satu cinta


A

satu cinta ini akan tuntun jalanku

E

rapatkan jiwamu yo tenang disisiku

Bm

rebahkan rasamu untuk yg ditunggu

F#m E

bahagia hingga ujung waktu


[chorus]

A E

apapun yang terjadi

Bm F#m

Ku kan slalu ada untukmu

A E

janganlah kau bersedih

Bm F#m E

cause everythings gonna be ok


A E

apapun yang terjadi

Bm F#m

Ku kan slalu ada untukmu

A E

janganlah kau bersedih

Bm F#m E

cause everythings gonna be ok


A E

apapun yang terjadi

Bm F#m

Ku kan slalu ada untukmu

A E

janganlah kau bersedih

Bm F#m E A

cause everythings gonna be ok



Artikel Bondan Prakoso & Fade 2 Black – Ya Sudahlah ini dipersembahkan oleh Lirik & Chord Lagu Indonesia Gratis @ Chordlaguindonesia.com. Kunjungi Juga Download Mp3 Gratis untuk download lagu indonesia terbaru.

Kamis, 15 April 2010

HORENG BON JOVI TEH URANG GARUT
ti kuring

kang bon joviOPAT taun ka tukang, harita kuring masih kénéh digawé di Carnival Cruising Lines, nyaéta pausahaan kapal pesiar anu jalurna téh ti Miami, Florida, tepi ka Kapuloan Bahama. Boga pancén téh jadi waiter dina dék kapal.

Hiji mangsa, kapal kuring katatamuan ku grup band ti New Jersey, New York. Saha deui mun lain Bon Jovi. Batur sapagawéan mani hariweusweus ngomongkeun Jon Bon Jovi saparakanca. Sok komo barudak awéwé mah teu sirikna pada histeris. Kuring mah haré-haré baé. Rék Bon Jovi rék Metallica mangsa bodo!, kuring mah teu pati resep kana musik brang-bréng-brong siga rock music téh. Resep ogé kana musik slow panineungan anu biduanna Matt Monroe, Engelbert Humperdink, jeung Simon ‘n Garfunkel.

Hiji poé wanci haneut moyan. Para tamu réa nu ngadon moé awak dina dék kapal. Pon kitu deui Mr. Jon Bon Jovi, Mr. Richie Sambora, Mr. David Brian, Mr. Tico Torres, jeung Mr. Alec John Such. Kabeneran kuring ngaliwat ka palebah maranéhna. “Hi, waiter, come here please!” Mr. Bon Jovi ngagentraan. Manéhna ménta orange juice, gancang baé ku kuring teh ditedunan. Waktu kuring mikeun pesenan Mr. Bon Jovi, Mr. Sambora pesen lemon-tea, kuring rikat mangmawakeun. Waktu mikeun pesenan Mr. Sambora, Mr. Torres hayang diet-coke jeung kuéh pancake, teu talangké kuring nyadiakeun. Waktu mikeun pesenan Mr. Torres, Mr. John Such ménta susu jeung roti sandwich. Kuring mimiti keuheul. Waktu mikeun pesenan Mr. John Such, kuring kukulutus maké Basa Sunda : “Ieu mah jelema, aya ku ngagawékeun pisan, cik atuh ari pesen dahareun téh disakalikeun! “. Naha atuh ari pok téh Jon Bon Jovi ngomong : “Éta mah risiko pagawéan manéh atuh, Céng!”. Gebeg ! kuring reuwas. Baruk Jon Bon Jovi bisaeun ngomong Basa Sunda ? ………… .
“Har, geuning sadérék téh tiasa nyarios Basa Sunda?” kuring nanya tamba éra.
“Kapan karuhun déwék téh ti Cisurupan,” témbalna kalem.

Leng kuring ngahuleng. Asa ngimpi. Naha enya kitu Jon Bon Jovi téh bibit buitna ti Cisurupan Garut ? Panasaran kuring nanya deui : “Is that right, Sir?”
“Silaing cangcaya ? Ayeuna déwék rék nanya, ari silaing urang mana ?”
“Abdi ogé sami ti Garut.”
“Garut palebah mana?”
“Singajaya.”
“Nyaho Kampung Mariuk di wewengkon Singajaya?”
“Tangtos atuh da abdi téh urang dinya.”
“Wawuh ka Mang Sadeli tukang nyadap?”
“Kenal pisan.”
“Bisi teu nyaho, anjeunna téh baraya déwék, geureuhana téh rayina Ajengan Syukron ti Cisurupan, ari déwék ka Ajengan pernahna kapiemang.” Kuring ngan bati olohok. Teu sangka, Jon Bon Jovi biduan hardrock nu kasohor saalam dunya téh geuning masih kénéh teureuh Garut.

Ti harita kuring jadi mindeng ngawangkong jeung manéhna. Anu matak kuring jadi apal silsilah kulawargana. Bapana téh jenenganana Haji Suja’i patani tomat anu beunghar ti Cisurupan. Ari indungna téh Mrs. Mary Joe Martin, pituin urang New Jersey . Aranjeunna tepang di Kota Madinah, dina mangsa munggah haji. Haji Suja’i henteu mulih deui ka Indonésia tapi ngiring sareng ingkang geureuha ka Amérika. Di New Jersey, padamelan Haji Suja’I tetep baé ngebon tomat. Mrs. Suja’I banget suhud ngawulaan carogé. Tepi ka waktu kakandungan ku si cikal, Mrs.Suja’i méh baé sabrol- broleun di kebon tomat, duméh tas nganteuran timbel keur Mang Haji. Éta nu jadi matak si cikal lalaki téh ku bapana dingaranan Ujang Obon Suja’i. Tapi ku lantaran lingkungan gaul urang bulé, babaturan ulinna téh hararésé ngucapkeun ngaranna. Nya tuluyna mah dilandi baé jadi Jon Bon Jovi.

Sanggeus ngangkleung salila sapuluh poé, kapal balik deui ka Palabuan Miami. Jon Bon Jovi saparakanca jrut tarurun tina kapal rék nuluykeun lalampahanana ka New Mexico . Béjana rék shooting vidéoklip “Blaze of Glory”. Barang rék jrut turun, Jon ngaharéwos : “Iday, lamun silaing rék mulang ka Garut, béjaan déwék, nya. Rék ku télépon, faksimil atawa e-mail, kumaha silaing baé. Déwék hayang milu. Haté téh geus kumejot hayang moro bagong jeung Mang Sadeli ka Cikuray.” Kuring ngaheueuhkeun.

Tilu bulan ti harita, kuring meunang cuti taunan. Maksud téh rék nyelang balik ka Garut. Ku lantaran kitu kuring nélépon ti Miami ka New Jersey ngabéjaan Ujang Obon. Ngan ampun rudetna. Kuring dipingpong ka ditu ka dieu. Ti imahna dititah nélépon ka Fans Club. Ari pék téh ti FC kudu asup heula waiting list. Lamun henteu kudu ngomong langsung ka promotion manager, kakara nungguan akréditasi. Jeung deui anu nampa télépon téh budak lalaki nu ngomongna semu selébor siga biduan rap music maké basa Inggris lentong Brooklyn , New York .
“Hi, man… stay cool okay…easy buddy, easy..,” pokna. Moal salah, pasti urang négro barayana M.C.Hammer. Bakat ku pusing, ceuleuweung baé kuring dina telepon: “Hi, stupid American… listen to me! You just tell to your boss, this phone call is from Iday. I came from Singajaya… What?… No! Singajaya is located in Indonesia , not Africa … Do you understand?”
Naha atuh témbalna ti béh ditu : “Har… geuning Kang Iday,” ayeuna mah sora budak awéwé mani halimpu jeung maké basa Sunda. Kuring curinghak banget ku atoh : “Dupi ieu sareng saha?”
“Abdi téh adi kelas akang waktos sakola di Madrasah Aliyah Musaddadiyah Garut.”
“Saha nya?”
“Atikah.”
“Nyimas Atikah putrana Haji Tamim ti Bungbulang?”
“Sumuhun.”
“Naha Nyimas aya di New Jersey ?”
“Di dieu téh abdi digawé di Bon Jovi Management, diajak ku Mang Haji Suja’i.”
“Oh, kitu… kieu baé Nyimas, wartoskeun ka Jon Bon Jovi, urang miang ka Garut téa. Ngarah teu réncéd, akang rék hiber langsung ka Honolulu , diantos baé di Hotél Sheraton Waikiki, Hawaii .”
“Mangga, Insya Alloh ku abdi badé didugikeun.” Plong haté téh ngemplong. Teu sakara-kara geuning ari ngomongjeung baraya salembur mah.

Opat poé ti harita, pasosoré, Boeing 747 Northwest Airlines anu mawa kuring jeung Ujang Obon alias Jon Bon Jovi geus eunteup di Bandara Soekarno-Hatta. Sanggeus nyokot babawaan ti pabéan, Ujang Obon ngomong,
“Iday, urang ngéndong di Bandung baé, déwék mah teu betah saré di Batawi téh.”
“Heueuh, lah.”
“Ayeuna urang rék maké naon miang ka Bandung ?”
“Nya tumpak beus ti Terminal Kampung Rambutan, atuh.”
“Ah embung déwék mah,… ari di dieu aya séwaan limousine?”
“Silaing mah olo-olo pisan! Apan di New York ogé tuman naékangkot!”
Jon Bon Jovi keukeuh hayang tumpak limousine alias sédan méwah sasis panjang téa. Sok nyeri cangkéng lamun tumpak sédan biasa mah, basana téh.
“Dasar milyunér, mani élodan pisan!” kuring kukulutus. Kapaksa kuring mapay néléponan réntal mobil sa-Jakarta. Untung baé aya nu nyéwakeun sédan pangantén, Volvo 960 Limo-turbomatic, hiji-hijina mérek sédan limousine anu asup ka Indonésia.

Tabuh salapan peuting. Sakadang Volvo anu ditumpakan ku kuring duaan jeung Ujang Obon katilu supir geus tepi ka Bandung anu saterusna langsung check-in di Grand Hotel Preanger. Bakat ku capé jeung tunduh, rérés salat isa teu kungsi mandi heula, kuring dugsek saré mani tibra.
Kira-kira tabuh satengah dua peuting, panto kamar aya anu ngetrokan. Kuring ngoréjat : “Saha?”
“Déwék, Obon.” Bari lulungu, kuring mukakeun panto,
“Aya naon, Jang?” Beungeut Jon kaciri mani sepa. Ku naon yeuh? gerentes haté.
“Teuing euy, déwék téh teu bisa saré…tamba kesel tuluy nyieun lagu. Rumpakana mah geus anggeus, tinggal nyieun judulna wungkul.”
“Geus atuh, ayeuna mah saré baé heula…mikiran pijuduleun lagu mah isuk deui baé,” témbal kuring bari merelek heuay.
“Anu matak teu bisa peureum-peureum acan. Kieu balukarna lamun béakeun barang téh. I have no stuff anymore,” ceuk Jon bari meubeutkeun manéh kana korsi. Kuring kerung. Béakkeun barang? Dina basa American slank, kecap stuff hartina sarua jeung dope atawa drugs alias obat bius. Boa-boa Ujang Obon sok tripping? Ongkoh geus ilahar pikeun kaom American celebrities mah ngonsumsi narkotika sabangsaning héroin, kokain, atawa crack (kokain sintétis) téh.
“Barang naon? PTP? LSD? Ecstacy? Diazepam? Amphetamine? Rék meuli anu kitu di dieu mah hésé.”
“Lain atuh, ieu mah ududeun.”
“Mariyuana? Hashish? Ganja? Sarua héséna, Jang.”
“Silaing mah nyangka goréng baé ka déwék téh! Ieu mah udud roko biasa, deuleu!” témbal Ujang Obon bari nyeuneu.
“Oh…gampang atuh ari nu kitu mah. Meuli baé di kafé, sugan buka kénéh.”
“Anu matak euweuh.”
“Euweuh? Piraku euweuh Marlboro, Lucky Strike, Camel, Mild Seven, Chesterfield ?”
“Lain éta roko kabeuki déwék mah.”
“Oh, roko kéréték? Dji Sam Soe, Gudang Garam Filter, atawa Bentoel?”
“Lain, lain éta.”
“Roko mérek naon atuh kabeuki silaing téh?” kuring mimiti keuheul.
Jon Bon Jovi melong ka kuring. Bari meureudeuy semu éra, manéhna ngomong lalaunan : “Roko Cap Gentong…” Leng kuring ngahuleng, awahing ku reuwas awor jeung hayang seuri. Baruk Jon Bon Jovi nyandu udud roko Cap Gentong? Naha teu salah kitu? Tagog baé vokalis hardrock music nomer wahid, lamun indit- inditan kudu baé maké sédan limousine, ari heug kalandep kana ngudud roko Cap Gentong?! Kungsi sotéh kuring meuli roko nu kitu mangsa kuring keur kaédanan lalajo ronggéng dombrét di basisir Blanakan, Subang.
Jon Bon Jovi sahinghingeun ceurik. Euh, aing mah! Lamun henteu digugu kahayangna kuriak matak gujrud sakuliah hotél. Ngérakeun pisan! Sanajan horéam nataku, kuring maksakeun manéh.
“Hayu atuh, urang néangan.” Manéhna mani haripeut.
“Ka mana néanganana, nya?”
“Urang mapay baé, ka Pasarbaru, ka Bojongloa, ka Tegallega, ka Cicadas, lamun kapaksa-kapaksa teuing mah urang meuli baé roko klembak menyan di tukang rampé,” témbal kuring ngaheureuyan manéhna. Jon nyéréngéh.
Jon jeung kuring kaluar ti hotél tumpak taksi. Palebah Cicadas, taksi dieureunkeun. Jrut turun, tuluy leumpang mapay émpér toko bari miharep susuganan aya jongko anu ngajual roko kameumeutna Jon Bon Jovi.

Kabeneran leumpang téh ngaliwatan riungan tukang béca anu keur maén gapléh dina trotoar jalan. Ari heug téh kadéngé aya anu ngomong : “Najis, aing mah…balak kosong!” Ger riungan téh sareuri éak-éakan. Ngadéngé kitu, Jon ngarandeg bari tuluy ngahuleng.
“Ku naon, Jang?” kuring nanya rada hariwang. Manéhna teu némbal. Rada lila manéhna ngahuleng. Naha atuh ari gorowok téh : ” Eureka ! that’s right! Éta pisan pijuduleun lagu téh!” Jon katempo jigrah pisan.
“Iday, hayu urang balik ka hotél!”
“Apan urang néangan roko téa?” banget kuring teu ngarti.
“Teu kudu, urang meuli roko saaya-aya baé di hotél!” témbal manéhna sumanget naker.
“Har… ari silaing?!” kuring ukur werat ngageremet.

Ayeuna kuring geus teu digawé dina kapal deui. Miami , Kingston , Nassau , Puerto Rico , Bahamas , Antigua ngan kari waasna. Ti saprak kuring kawin meunangkeun parawan urang Cikajang, kuring eureun ngalalana. Pagawéan kuring ayeuna mah ngabantuan bapa mitoha kana ngebon engkol jeung wortel.

Sabulan ka tukang, grup band Bon Jovi ngayakeun konser musik “Crossroad to The East” di Jakarta. Ujang Obon ngahaja ngirim télégram ka Cikajang. Sono hayang panggih, basana téh. Éra-éra ogé kuring nedunan ondanganana. Harita kuring indit ka Batawi téh sakalian iang wortel ka Pasar Induk Kramatjati. Sabalikna ti pasar, kuring nyimpang ka Hotél Hilton International. Barang sup ka lobby hotél, aya nu ngagentraan.
“Kang Iday!” cék sora awéwé. Ari dilieuk, kuring olohok mata simeuteun. Atikah imut. Aduh, ieung…urut kabogoh téh mani jadi démplon kieu, gerentes haté. Hanjakal baheula kalah ditinggalkeun. ..hé…hé.. . Diteuteup ti luhur ka handap, katara awakna tambah ngeusi jeung tambah geulis, ngan dangdosan mah tetep baé nganggo busana muslimah, leungeun katuhu ngeupeul Nokia, leungeun kénca ngajinjing IBM Notebook.
“Hey, teu kénging melong sapertos kitu. Engké ku abdi iwartoskeun ka Ceu Empat di Cikajang geura,” manéhna ngagonjak. uring ngélémés éra ngadéngé Atikah nyebut ngaran pamajikan.
“Kang, Ujang Obon tos ngantosan ti tatadi, hayu!” Kuring nuturkeun manéhna naék lift. Reg lift eureun di tingkat pangluhurna, president suite. Barang amprok jeung Jon Bon Jovi, manéhna ukur maké kaos utung jeung disasarung. Manéhna teu sirikna ngagabrug. Saterusna kuring jeung manéhna alécok ngawangkong. Sanggeus rinéh,
“Iday, silaing inget kénéh waktu nganteur déwék néangan roko ka Cicadas téa?”
“Tangtu baé atuh. Naha kumaha kitu?”
“Apan omongan tukang béca anu keur maén gapléh téa jadi judul lagu kokojo keur albeum déwék anu panganyarna, ” témbalna semu agul bari ngasongkeun CD anu weuteuh kénéh. Barang maca judul lagu kokojo anu dicitak dina bungkus CD, cakakak kuring seuri ngeunah pisan. Atuda kuring ogé milu ngadéngé, atra pisan tukang béca téh ngomong : “Najis, aing mah!… balak kosong!” Naha atuh ari dina judul lagu bet jadi robah kieu? Teuing Jon Bon Jovi anu ceuli léntaheun atawa pédah nulisna maké basa nggris lentong New Jersey . Nu sidik, dina éta CD téh ngajeblag tulisan anu unina, “Best cut: This ain’t a Love Song.”
Si Kabayan Maling Nangka

ti rini….pspsr

Hiji poé Si Kabayan jalan-jalan. Manggih tangkal nangka di kebon batur.
Nangkana geus aya nu asak. Si Kabayan kabitaeun. Atuh térékél wé naék kana
tangkal nangka. Nangka nu geus asak téa diala, terus dipurak dina luhur
tangkal. Keur kitu torojol nu bogana. Si Kabayan digebah.
?Hoyah, Si Kabayan maling nangka!?
?Henteu, da,? témbal Si Kabayan.
?Éta geutahna dina biwir, rapet??
?Henteu, da diminyakan,? témbal Si Kabayan deui.
Si Kabayan Ngala Nangka

Si Kabayan dititah ngala nangka ku mitohana. ?Nu kolot ngala nangka
téh, Kabayan!? Ceuk mitohana. Kencling Si Kabayan ka kebon, nyorén bedog
rék ngala nangka. Barang nepi ka kebon, Si Kabayan alak-ilik kana tangkal
nangka. Manggih nu geus kolot hiji tur gedé pisan. Tuluy waé diala. Barang
dipanggul kacida beuratna.
?Wah, moal kaduga yeuh mawana, ? pikir Si Kabayan téh. Tuluy wé nangka
téh ku Si Kabayan dipalidkeun ka walungan. Jung waé balik ti heula, da geus
kolot ieuh!? ceuk Si Kabayan téh nyarita ka nangka.
Barang tepi ka imah, Si Kabayan ditanya ku mitohana.
?Kabayan, meunang ngala nangka téh??
?Komo wé meunang mah, nya gedé nya kolot,? témbal Si Kabayan.
?Mana atuh ayeuna nangkana?? Mitohana nanya.
?Har, naha can datang kitu? Apan tadi téh dipalidkeun dititah balik ti
heula, ceuk Si Kabayan téh.
?Ari manéh, na mana bodo-bodo teuing. Moal enya nangka bisa balik
sorangan!? Mitoha Si Kabayan keuheuleun pisan.
?Wah nu bodo mah nangkana, kolot-kolot teu nyaho jalan balik,? ceuk Si
Kabayan bari ngaléos

carpon sunda

SILANG SIGEU
Ku : Mamat Sasmita


2003
Poe Minggu ngajak ulin budak ka toko buku, dumeh budak teh ti kamari ngaeh bae hayang buku catetan nu leutik nu kelirna kayas, teuing keur naon, da ditanya teh ukur nyebut keur catetan, atuh ku kuring diayunkeun kahayangna sakalian kuring ge rek neangan buku sejena.
Budak teh jigrah pisan, atuh basa di toko buku budak teh taralang tereleng kaditu kadieu kuring we nu rada kawalahan kudu nutur-nutur jeung mukaan buku bukuna anu ditunjuk, geuning behna mah lain ngan sakadar neangan buku catetan , tapi kalah neangan buku buku bacaan sejena, padahal mah macana ge can pati lancar.
Keur anteng ningalian buku buku, digigireun aya nu ngajanteng, awewe tengah tuwuh, ceuk rarasaan eta awewe teh ret deui ret deui ka palebah kuring, teuing ngahaja ningali ka kuring teuing ngan ukur rarasaan wungkul.
Teu kungsi lila aya nu nepak kana taktak…” Silang…?!”
Sajongjongan kuring ukur ngabigeu, bari panon mah mureleng ka eta awewe nu nepak kana taktak.
Dina hate nginget nginget deui kecap Silang, teu karasa kuring nembalan ..” Sigeu…?”.
Manehna seuri terus ngasongkeun leungeun,…kuring kumejot dina hate mah hayang ngagabrug manehna, tapi asa teu werat lamun kudu kitu teh, atuh kapan manehna teh awewe jeung apan aya ditempat anu rame, jeung ongkoh deuih aya budak nu keur colohok ningali ka kuring.
Enya disebut tengah tuwuh teh asa merenah pisan, buukna geus culcel huis, tapi dangdananana mah matak hookeun keur awewe saumurna mah, geura we buuk sok sanajan geus culcel huis tapi ari modena mah kaayeunakeun, enya ari make cindung mah tapi da ieu mah lain jilbab, ngan saukur disampaykeun, malah mimindengna mah eta cindungna teh nyampay we dina taktak, bajuna gombrang, make pantalon, kewes asa ningali dangdanan Indira Gandhi.
Sasalaman teh rada lila jeung terus silih keukeuweuk, …”Keur naon didieu…?” ceuk manehna, kuring seuri bari ngajawab..” Nya neangan buku atuh ma enya neangan emih kocok didieu…”, manehna nyeuleukeuteuk, enya can poho kuring ge kabeukina kana emih kocok.
“Jeung saha..?!”..ceuk manehna deui.
“Jeung budak….!”
“Incu ieu teh….?”
Kuring teu pati ngawaro kana pananyana, kalah hayoh nitah budak supaya nyolongkrong munjungan “…Tuh salim heula ka Ua..”
“Nu bungsu ieu teh,…boga sabaraha budak teh,..mana indungna..!”
“Indungna mah di imah we, da tadi diajak teh mugen, majarkeun loba seuseuheun..!”
Kuring jeung manehna uplek ngobrol bari nutur nutur bujur budak milihan buku.
Beres babayar, kuring, budak jeung manehna, kaluar ti toko buku, enyaan manehna ngajak nyimpang ka tempat dahar anu ngajual emih kocok.
“ Can robah kabeuki teh..!?” ceuk kuring..
Manehna ukur mesem.
Kuring rarat reret ningalian kana balanjaan manehna…”Meuli buku naon tadi..?”
“Teu meuli buku uing mah, meuli ieu we cet minyak…!”
“Euh…geuning jadi pelukis..?”
Manehna seuri ngaheuheu, “Lain,…ieu mah pesenan incu..!”
Resep ningali manehna ngadahar emih kocok anu cikruh nyuruputna atuh teu kaliwat seuhahna.
“Na geus boga sabaraha incu teh..?”
“Geus gede,…geus di SMP, lain ari ieu budak teh nu bungsu..?”
“Keur ayeuna mah nya cikal nya bungsu, da kakara hiji..!”
“Geuning ku irit..!?”
“Lain irit,….da nyieun mah geus ti bareto mula, ngan jadina nya kakara ieu.,…Geu,…kuring kawin teh meh geus dua puluh tilu taun, kosongna meh tujuh belasan taun, ayeuna ieu budak umurna tujuh taun jalan..!”
“Mintul meureun..!”
“Ah duka teuing, sakieu ge Alhamdulillah geus dipercaya boga budak..!”
Ari budak nu diomongkeun mah anteng we ngahenggoy emih kocok.
“Geu…ari didinya boga budak sabaraha…?”
“Wah budak mah loba ngan anu bener mah ngan tilu, malah geus boga incu ti anu bungsu…!”
“Geuning….na aya budak nu teu bener…!”
“Lain budak teu bener maksud teh budak asuhan, nya sasieureun sabeunyeureun ngilu mantuan barudak jalanan sina sarakola….!”
“Euhh…mulya kacida atuh…!”
Rada lila paheneng heneng. Kuring ngahenggoy emih kocok, sakali sakali mangnyusutkeun leungeun budak ku kertas tisu, da leungeuna baseuh, atuh manehna ge tonggoy kana mangkok emih kocok.
“Lang ari eta buuk teh disemir, asa angger bae siga kitu…?!”
“Alhamdulillah henteu, ieu mah asli atuh, teu wanoh kana ngaran semir buuk…!”
“Eta we asa angger keneh siga baheula, da kuring ge apal teh eta pedah ningali model buuk didinya, moal poho da kungsi nenget nenget ti palebah tukang…!”
“Ari uing mah enyaan kalinglap Geu ka didinya teh, mun seug didinya teu nanya tiheula, kuring mah moal apal..da eta geuning awak teh asa beuki meber…!”
Manehna ngaheuheu seuri.
“Sakieu mah awak teh geus rada ngorotan da opat taun kaliwat mah leuwih beurat, awak leuwih meber, awewe mah kakolotnakeun teh beuki beunghar, beunghar ku beurat awak…!”

Ngobrol di warung emih kocok teh teu lila, da budak noelan bae ngajak balik, sonona mah kacida jeung manehna teh, sanggeus silih bere nomer telepon jeung serelek (serat elektronik, email tea), terus papisah, manehna ngangkleung kana taksi, ari kuring jeung budak mah kana angkot we.

Peutingna mukaan email, muka email ti peuting teh aya sababaraha maksud, kahiji, ngoprek komputer teu kaganggu ku budak, kadua sugan we atuh bakal leuwih cepet da ari peuting mah kapan ngaranna ge peuting euweuh deui batur nu make, katiluna sugan we mayar telepona rada murah.
Serelek teh ngaburudul loba pisan pangpangna mah ti milis urangsunda, eta we da bulan september 2003 nepi ka opat rebuna sabulan teh, jeung geuning aya serelek ti panyeumpxxx@yahoo.com ke ti saha ieu da anyar teu boga babaturan siga kitu, sanggeus dibuka geuning ti Sigeu.
Ku kuring ngahaja di print, dicitak sangkan tumaninah macana, komo mun bari lalangkarakan.

From : panyeumpxxx@yahoo.com
To : heuxxx@hotmail.com
Sent : 13 Okt 2003 22.43
Subject : Inget baheula.

Lang…, ilaing nyaho teu, nulis ieu email teh uing bari bulucun, tadi kira kira jam dalapan peuting uing taranjang hareupeun eunteung satangtung, buuk teu disisiran, atuh beungeut ge teu dipoles ku wedak estu sahinasna, uing neuteup awak sorangan.
Lir keur maca kajujuran, unggal gurat dina awak mawa lacak tapak baheula, ti luhur tina unggal lambar buuk nepi ka tungtung kuku indung suku ting baranyay laku lampah nu inget ti jaman keur budak nepi ka ayeuna, lir pilem nu puter balik, aya nu gagancangan aya nu kacida launa, nepi ka tembres kalakuan ti bubuk leutikna nepi ka nu pangbadagna, kalan kalan kuring seuri, nyeungseurikeun kalakuan sorangan, teuing seuri naon ngarana bisa jadi seuri maur.
Palebah beuteung naha jadi ngabendeleh kieu, ting berehil tapi lain sepir, palebah pingping nu baheula luis teh ayeuna geus ledis, geus euweuh tapakna, nu aya nampuyakna daging nu teu puguh ujud.
Naha uing boga hak ngarasa era pedah awak siga kieu.. atawa naha uing kudu ngewa ka awak sorangan pedah ramijud, dina wujud identitas naon atuh ari uing..?
Loba sora nu ngomong ti ditu ti dieu majarkeun uing begang majarkeun uing gendut, naha bet nu ditempo teh ngan ukur wujudna wungkul, naha pedah urang teh keur dikepung ku deudeuleuan dina televisi, dina koran, majalah, gambar sisi jalan, dina tas, dina dompet ngan ukur awak, beungeut, naha ngan eta anu pang sohehna keur hiji identitas, jeung deui naha pedah uing awewe kalan-kalan sok aya nu ngan ukur ngadeukeutan pedah uing awewe, ngan ukur dijadikeun objek.
Meunang pan lamun uing ngabandingkeun awak jeung mangsa baheula keur meujeuhna ngora (lain, lain kuring haying ngora saumur-umur), keur jaman loba nu ngudag ngudag boh jajaka boh duda, malah aya nu pangkatna jendral. Uing wenang milih, nu jago karate awakna lempay ngalampanyat, atletis, ngeusi, nu pendek beke tapi mobilna dua weuteuh, nu kakara lulus kuliah, nu boga hotel, nu boga villa di Puncak.
Teuing kunaon maranehna ngudag ngudag, da uing tara tatanya, da sigana lamun bareng indit jeung uing, maranehna siga nu kacida bagjana, siga nu ngagondeng widadari meureun, saha nu teu nyaho ka si Non sakota kabupaten mah, si Non nu boga Mercy dina taun harita, awewe geulis ngora keneh sukses usaha.
Ningali awak dina eunteung, nahanya make jorojoy hayang difoto, difoto keur bulucun, hayang ngabandingkeun jeung awak jaman keur ngora, ngan hanjakal teu boga foto jaman keur budak bari bulucun aya ge foto keur umur tilu taun teu make baju, asana mah karek anggeus mandi difoto ku Bapa Almarhum, eta ge bari gegerewekan da embung mandi, dipaksa ku Mamah, ari ku Bapa kalah hayeuh dioconan, kitu dongeng Mamah, da ari kuring mah tong boro inget, ningali fotona ge teu beda we jeung ningali foto sejena jaman keur leutik.
Kulit beuteung ieu, nu kungsi luis, nu kungsi jadi paneuteup lalaki, waktu kuring ngojay di Hotel tilu puluh taun kaliwat, kulit beuteung ieu nu kungsi mendeyang reuneuh, kulit beuteung ieu kungsi….salingkuh.

Lang….ilaing nyaho teu, waktu uing nelepon ka ilaing, supaya ilaing datang ka Hotel, basa urang rek papisah tea, naon pangna uing ngajak papanggih di Hotel..di kamar 26, enya inget keneh da ngahaja neangan kamar nomer 26 teh ambih sarua jeung umur uing harita, sabenerna lain kamarna aya puluhan, tapi di lantai 2 kamar nomer 6.
Ilaing keketrok kana panto, terus uluk salam…”Assalamualaikum..!”, uing harita hareugeueuen, naha kudu dijawab atawa ngan ukur mukakeun panto, uing nyaho lamun aya salam wajib dijawab, ngan asana geus lila tara ngucapkeun salam siga kitu, harita uing ngan ukur mukakeun panto.
Terus ilaing culang cileung neangan korsi keur diuk, nu terusna mah ilaing diuk dina kasur, enya kapan kamar hotel teh leutik, aya eta ge korsi mah tapi harita dieusian ku tas uing, jeung sababaraha buku, buku buku carita silat Cina.
Malah harita ge uing keur ngeukeuweuk buku nu judulna Telaga Darah, geuning ilaing nyerengeh bari ngomong…”Kahade buku eta mah eusina porno…”
Uing teu nembalan harita teh, da enya buku teh porno pas keur dibaca teh anu kituna pisan, puguh we rada era, terus buku teh dialungkeun, asana uing terus nyician cai herang kana gelas disodorkeun ka ilaing.
Lila ngobrol teh pan meh nepi ka jam dua welas peuting, ilaing terus amitan balik, sabenerna mah ku uing teh rek diajak mondok, rek diajak sare sagebrug
Teuing kunaon, uing ge da teu nyaho, ujug ujug jorojoy we aya niat kitu, teuing pedah uing geus lila rarandaan, dina hate uing teh rek mere kenangan ka ilaing atawa….teuing ah uing ge teu ngarti.
Tapi niat kitu teh teu werat diomongkeun, da ilaing hayeuh we ngajak ngobrol soal sajak-sajak jeung carita pondok nu kungsi ku uing dibacakeun waktu siaran, ari rek make tingkah provokatif hate teh asa teu merean, malah dina hate ngagerentes yen ilaing teh lalaki nu teu surti kahayang awwewe.
Sanggeus ilaing mulang, uing cunggelik sorangan, maca buku jadi teu nafsu, harita uing ceurik…henteu ari ceurik gagauran mah ngan ukur rambay cimata, ceurik pedah kunaon uing ge teu nyaho, ngan dina hate asa aya nu ngagerihan

Serelek ti Sigeu panjang ngagebay, ka beh handapna eusina loba ngadadarkeun pangalaman dirina, dina panungtungan serelekna manehna nulis :

Uing teh ayeuna geus loba incu, ti anu bungsu kakara borojol minggu kamari, awewe, lucu geulis. orok beureum keneh roroesan jeung ceurik, uing ge tangtu kitu, kungsi jadi orok beureum.
Lang…sabebenrna mah kabeh anak jeung incu ge eta anak tere, jeung incu tere, da uing mah teu kungsi boga budak, eta teh kabeh ge anak Si Jendral almarhum, ngan pedah ku uing kabeh budakna diurus, lantaran indungna meunang musibah waktu ngalahirkeun anu bungsu.
Geus ah urang geus tunduh rek sare heula, …sono euy hayang ngobrol deui siga baheula.

Kasubuhnakeun kuring nulis email jawaban keur Sigeu :

To : panyeumpxxx@yahoo.com
From : heuxxx@hotmail.com
Sent : 13 Okt 2003 22.43
Subject : Re:Inget baheula.

Geu….geus dikonci pantona..?
Alusna mah samemeh bulucun teh dikonci heula pantona, bisi ujug ujug aya ucing jalu asup kapan matak wegah akibatna, ucing jalu tea atuh sok kumahkar…eh nu kumahkar mah hayam rek ngendognya…., ucing jalu mah bisi ngarontok, nyakar, kapan aya sayang beurit lin...?!.
(heureuy ah…)
Mun teu salah aya nu kungsi nulis majarkeun “awak teh panjara” teuing panjara naon, aya oge anu nyebut awak teh mesin hasrat jeung aya oge nu nyebut diri……bae lah uing mah moal pipilueun ah kana palebah awak mah, da uing ge ayeuna kieu buktina, teuing boga awak teh naha goreng naha alus, nu leuwih penting mah asal sehat, kapan ceuk paribasa ge banda tatalang raga, raga tatalang nyawa.
Geu….nyaho teu…(nurutan didinya..), samemeh nulis ieu serelek teh uing ngambah heula dina internet, neangan gambar awewe nu umurna lima puluh genep taun bari.…bulucun…! na ari burudul teh geuning loba pisan nya…malah aya nu geus umurna dalapan puluh taun sagala….ambuing eta sayang beurit dina kelekna…..geus huisan…..!
Kabina bina nya, bet aya nu daek nembongkeun awak bari bulucun dina umur anu sakitu geus cueutna, enyaan dina internet mah sagala ge aya, abong kena disebut dunya maya, dunya virtual, dunya kabebasan anu alus saalus-alusna aya, nu goreng sagoreng-gorengna aya.

(Hampura Geu nya…uing geus nyipta nyipta awak didinya…ah teu jauh ti model nu ieu lah…..he he…aya huisan…bari kuring nelek-nelek hiji gambar awewe nu geus kolot nu keur bulucun..!!)

Samemeh poe kamari, kuring sakapeung sok ngawawaas jaman baheula, da anu kaimpleng teh hih…angger we didinya teh awewe geulis, ngora, lincah jeung pinter, implengan teh kakara robah poe kamari saprak panggih tea, enya asa ngagebeg geuning geus kolotnya umur teh, urang teu panggih teh aya kana tilu puluh tauna, lain waktu nu sakeudeung tah., urang teh geus jadi aki-aki jeung nini-nini. ( Geu…ari incu nyebutna naon…Nini, Ene, Eyang atawa Oma…ah ma enya nyebut Oma, kapan Oma mah tina basa Walanda lin..?)
Uing mah bulucun teh lamun keur mandi we, eta ge tara nelek-nelek awak sorangan, gebrus we mandi, lantaran lamun ditelek telek sok manggih nu matak kukurayeun (moal dijentrekeun naon nu matak kukurayeun teh bisi disebut buntut Oa…)
Geus ah, lila lila mah bisi jadi cawokah, sarua sono Geu…!

Si Belang tea.

Ti sanggeus ngirim serelek harita, pleng teu nampa deui serelek ti manehna,

1972

Unggal malem Saptu bari lalangkarakan di tempat indekos, bari ngareureuhkeun kacape, sok mindeng ngadengekeun radio, sok ngahaja neangan sora penyiar awewe, nya manggih sora awewe harita teh keur maca hiji sajak, sanggeus beres macana terus ngagalantang nyarita eusina eta sajak, sajak nu dibawakeun teh lolobana sajak rumaja nu idek liher dina dunya cinta.
Hiji waktu kuring ngawanikeun maneh nelepon ka penyiarna, nyaritakeun sajak nu kungsi dibacakeun ku manehna, kuring nelepon teh lain waktu manehna keur ngajomantara, nya nelepon kitu we atuh sakalian kuring ngawanohkeun diri bari nyebutkeun hayang papanggih, hayang kenalan.
Nya ti harita kuring wawawuhan jeung manehna, kuring nanya manehna, nanya ngaran nu sabenerna, manehna teh teu ngajawab kalawan saerewelena atuh kuring ge teu mere ngaran nu benerna, lantaran mimiti panggih teh kuirng make kaos belang manehna ngageroan kuring Si Belang, teuing meureun asa kurang merenah tungtungna lamun ngageroan teh nyebut Silang, atuh kuring ge ngageroan ka manehna teh Si Geulis sok terus disebut Sigeu.
Geulis, enya da geulis atuh manehna teh geura we awak jangkung ukur beda tilu senti jeung kuring ge, awak ngeusi disebut begang henteu, disebut montok henteu, donto meureun babasaanana teh, ari beuebeungeutan rada rada siga bentang pilem , sahanya poho deui ngaranna, ngan ieu mah beungeut Sunda, geulis Sunda.
Mun aya nu nyebut Silang ka kuring pasti manehna, kiru deui lamun nyebut Sigeu bisa dipastikeun kuring nyebut manehna.
Dina ngabasakeun teh sok teu puguh sakapeung kuring, uing, didinya, ilaing kalan-kalan ana jeung ente, sok sanajan umur kuring leuwih ngora, manehna teu nganggap dirina leuwih kolot anu kudu dihormat. Umur kuring 23 taun ari manehna geus nincak 26 taun.
Lila wawawuhan teh, sataun leuwih,
Papisah soteh pedah kuring kudu miang ka luar jawa, pindah dines, nya peuting harita kuring nepungan manehna di kamar 26 di hiji hotel, keur kenang-kenangan manehna mere pulpen, ceuk manehna “Mun nulis surat keur uing kudu make pulpen ieu, mun teu make pulpen ieu mah uing moal ngabales…”.
Dikangaranan pulpen, kakara ge sababaraha poe ge geus leungit, teuing kamana, atuh kuring nulis surat ka manehna make pulpen sejen, enyaan lebeng euweuh balesan.

2004

Kuring narima deui serelek ti manehna eusina teu panjang “….Lang uing rek jarah, rek munggah haji, do’akeun nya,…..jeung hampura bisi aya dosa boh nu karasa boh nu teu karasa, ari ente geus ka haji..?, mun encan mah sok we kukumpul keur ongksona ti ayeuna,…..eh uing ge ongkosna lain meunang kukumpul tapi pamere ti anak tere nu panggedena…”

Kuring maca serelekna teh sababaraha balikan, ….dina hate ngucap sukur jeung ngadoakeun sangkan inyana salamet, jeung jadi hajjah anu mabrurroh.
Teuing tah lamun geus balik ti Mekah, naha make tiung wungkul atawa ganti jadi make jilbab, atawa naha bakal eureun buukna make semir.
Serelek ti manehna ku kuring teu dibales, angkanan teh engke we satutas manehna munggah haji rek manggihan, rek didatangan, bari jeung rek aya nu ditanyakeun sabab dina serelekna nyebutkeun kungsi ngandeg, tapi dina serelek eta keneh nyebutkeun teu boga budak.

Rabu, 14 April 2010

IPA 3

Batuan-batuan di bumi (Jenis dan terbentuknya)

siklus.jpg Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite

lilgabbro8.jpglilgranite3.jpgbasalt2.jpglildacite5.jpg

Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.

lilconglomerate2.jpglilhalite5.jpglilredsandstone7.jpg

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

lilslate3.jpglilwhitemarble2.jpg

Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”

IPA 2

Siklus air


Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

* Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

* Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

* Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

IPA

SIKLUS AIR

Siklus atau daur merupakan suatu perputaran atau lingkaran. Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan bumi sifatnya tetap. Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan volume dalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara alami berlangsung cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama air menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor lain.

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Kondensasi (pengembunan)

Ketika uap air mengembang, mendingin dan kemudian berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)). Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.

Presipitasi

Presipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.

Evaporasi (penguapan)

Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir.

Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.

Transpirasi (penguapan dari tanaman)

Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

* Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

* Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

* Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :

A. Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut

B. Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

C. Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

Diposkan oleh Evaporasi di 02:00 0 komentar
peta konsep
Siklus Hidrologi
Diposkan oleh Evaporasi di 01:55 0 komentar
foto
Mendukung pokok pembahasan sumber daya alam (sungai)

Gambar diatas adalah gambar meander. Meander adalah lembah yang berkelok-kelok, berturut-turut dengan teratur, dan setiap kelokan merupakan bentuk setengah lingkaran. Meander biasanya terdapat dibagian hilir dari suatu lembah, yaitu di daerah yang erosi lateral (mendatar) lebih kuat dari erosi vertical. Letak lembah yang bermeander itu bergeser-geser kearah luar dan kearah hilir, karena kekuatan air ditujukan kearah tikungan luar dan agak kehilir dari tengah-tengah tikungan. Meander ini banyak dimiliki oleh Sungai-sungai di Indonesia. Fenomena meander ini sangat bagus jika dilihat dari jarak jauh ditambah dengan pemandangan sekitarnya yang tidak kalah bagus.



Mendukung pokok pembahasan Sumber daya alam (lahan)
Lahan merupakan sumber daya alam yang strategis. Lahan mempunyai nilai yang besar bagi kelanjutan kehidupan manusia, karena manusia memanfaatkan lahan dalam berbagai kegiatan. Tetapi apajadinya jika suatu lahan terjadi penurunan potensial lahan, seperti contoh lahan diatas. Jika potensi lahan menurun maka akan menurunkan tingkat produktivitas lahan. Gambar diatas adalah gambar lahan kritis. Mengapa disebut lahan kritis ? karena lahan tersebut tidak dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, terutama untuk pertanian. Ketika lahan di atas tidak dapat digunakan untuk pertanian, maka perlu diupayakan untuk memperbaiki lahan tersebut. Dan menurut saya cara memperbaikinya dengan reboisasiatau penghijauan, melakukan konservasi alam secara menyeluruh, dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya suatu lahan.

Mendukung pokok pembahasan Hidrologi (sungai)
Sungai merupakan sesuatu hal yang menarik untuk di pelajari. Pada gambar di atas, bagi saya ada hal yang menarik yaitu adanya pengendapan yang berada ditengah-tengah sungai, yang biasa disebut dengan channel bars. Channel bars merupakan bagian dari floodplain, artinya akibat utama dari pengendapan. Di atas channel bars ditumbuhi oleh rumput. Channel bars ini sangat jarang ditemui, yang banyak ditemui biasanya adalah meanders bars, yaitu bentukan hasil pengendapan yang terdapat pada tikungan dalam suatu meander. Meander adalah lembah yang berkelok-kelok, berturut-turut dengan teratur, dan setiap kelokan merupakan bentuk setengah lingkaran Jika kita ingin ke channel bars maka diperlukan benda untuk mencapai tempat tersebut, misalnya perahu kecil.

Mendukung pokok pembahasan sumber daya alam (air)
Pengembangan alam Indonesia merupakan potensi yang sangat besar dalam pengembangan pariwisata. Salah satu objek wisata yang bagus dan menarik yaitu Situ Patengan, yang merupakan salah satu wisata alam yang ada di Jawa Barat. Untuk memajukan sector pariwisata yang ada di Situ Patengan ini, diperlukan upaya untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung serta melakukan psomosi. Salah satu sarana untuk mendukung pariwisata yaitu dengan menyediakan perahu yang berukuran kecil, yang memuat sekitar 5-10 orang. Dengan perahu ini, maka wisatawan dapat mengelilingi Situ Patengan dengan mudah dan biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar, sehingga pariwisata ini dapat dinikmati oleh siapa saja.



Diposkan oleh Evaporasi di 00:21 0 komentar
Jumat, 31 Oktober 2008
UTS MPG

UTS MPG (Kode soal : 002)

1. Kapan seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran ?

Guru dapat menggunakan media pembelajaran ketika dia membutuhkannya dan untuk menyampaikan materi tertentu, misalnya untuk pokok bahasan transportasi guru menghendaki penggunaan model, gambar, poster, dan lain-lain. Proses pemilihan seperti ini pun perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang dipilih betul-betul efektif dalam mendukung proses pembelajaran yang dikehendaki. Tidak semua guru diberi kepandaian dalam bercerita tentang suatu objek, khususnya objek yang membutuhkan penjelasan yang lebih. Dan dengan penjelasan kata-kata mungkin akan menghabiskan waktu yang lama, pemahaman murid juga berbeda sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan bukan tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi. Oleh karena itu, guru bisa menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajar an berdasarkan tempat, artinya media yang digunakan untuk pembelajaran tiidak selalu identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namun proses belajar tanpa kehadiran gurupun dan mengandalkan termasuk dalam kegiatan pembelajaran.

2. Apakah pembuatan media selamanya harus mahal,? Mengapa?

Tidak, karena tidak semua media pembelajaran itu mahal. Media yang “murah meriah” membutuhkan kreatifitas yang tinggi. Ketika kita berpikir kreatif, apa pun yang kita temukan di sekitar kita bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Guru yang kreatif tidak akan terkungkung oleh pemikiran yang terlalu rsempit bahwa media pembelajaran harus dibuat sebagus dan seideal mungkin apalagi dengan media elektronik yang pasti membutuhkan biaya yang sangat mahal..Paradigma bahwa media pembelajaran haruslah sedemikian rupa dan sempurna harus dibuang jauh-jauh jika guru ingin maju. Tetapi akan lebih baik jika pembuatan media pembelajaran nya murah dan hasilnya juga bagus sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik. misalnya kita menggunakan barang-barang bekas (majalah/Koran) untuk media pembelajaran. Dari majalah atau koran bekas, kita bisa memperoleh gambar-gambar atau artikel yang bisa dipakai untuk belajar. Gambar-gambar peristiwa atau kartun-kartun lucu bisa mudah kita temukan di koran.

Contoh diatas merupakan media murah meriah yang dapat dibuat sendiri oleh guru tanpa mengesampingkan peran pembuat media profesional yang hasil karyanya banyak tersedia di pasaran. Dalam hal ini tangan dan mata seorang guru haruslah aktif dalam arti yang positif. Aktif untuk melihat, memilih, memilah dan mengambil hal baru di sekitarnya yang sekiranya bermanfaat untuk perkembangan anak didik.

Jadi, seorang guru secara mandiri harus bisa menyiapkan media pembelajaran untuk membantu peserta didik belajar lebih efektif. Memang membutuhkan waktu untuk menyiapkan media pembelajaran. Tapi, yakinlah, waktu yang telah diinvestasikan untuk mempersiapkan media pembelajaran akan terbayar oleh hasil yang akan didapat.

3. Sebutkan perbedaan antara media, alat peraga, dan sumber belajar ?

Media

Media merupakan salah satu factor penentu keberhasilan Pembelajaran. Terkadang informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhhnya oleh siswa, disinilah peran media, sebagai alat bantu memeperjelas pesan pembelajaran. Keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan.

Macam-macam media yaitu

Ø Media Grafis : media fisual yang menyajikan fakta, idea tau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan symbol/gambar.

Ø Media bahan cetak : media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan/atau offset.

Ø Media gambar diam : media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi contohnya foto.

Ø (Media audio visual diam) : media yang penyampaian pesannya dapt diterima pleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalh gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak .

Ø (film/motion picture) : serangkaian gambara diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.

Ø (televisi) : media yang dapat menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak(sam dengan film)

Alat peraga

Alat peraga lebih spesifik dari media atau alat peraga merupakan bagian dari media. Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari.

Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang inti dari suatu konsep. Beberapa contoh dari alat peraga.

1. Papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan sub bab bangun geometri datar persegi panjang.

2. Pensil, kapur, lidi, biji-bijian dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat memperkenalkan bilangan kepada siswa, dengan cara membilang banyaknya anggota dari kelompok benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan yang sesuai dengan kelompok benda tersebut.

Sumber belajar

Sumber belajar sangat luas artinya yaitu tempat kita mendapatkan pengetahuan
Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah, ' segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.' Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977) yaitu ' berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.'

Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya. Disini guru hanya sebagai fasilitator bagi ppeserta didiknya.

Sumber belajar tidak hanya didapat dari guru dan buku teks saja. Peserta didik bisa mencari sumber belajardari mana saja asalkan sumber yang benar yang benar. Misalnya menjadikan warnet sebagai salah satu sumber belajar juga.

4. Mengapa memilih media pembelajaran harus mempertimbangkan aspek sosiologi ?

Media yang mempertimbangkan aspek sosiologi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Karena di kota kelas yang heterogen, jika dilihat dari suku, ras dan agama cukup banyak dalam satu kelas ada yang berasal dari suku Jawa, Sunda, Madura dan sebagainya, ada yang beragama Hindu, Budha, Kristen Protestan, Katolik dan Islam. Akan tetapi kebanyakan sekolah siswa-siswa yang beragama Islam merupakan mayonitas. Pada sekolah-sekolah tertentu dan daerah tertentu memang ada kelas yang mayonitas sekolah bukan agama Islam. Akan tetapi untuk daerah tertentu dapat terjadi kelas itu dilihat dari segi agama adalah homogen.

Kelas dilihat dari segi sosial ekonomi lebih cenderung heterogen. Setiap kelas akan dihadiri oleh siswa siswa yang berasal dari kondisi sosial ekonomi orang tua yang berbeda-beda. Ada siswa yang berasal dari kelas sosial yang tinggi, menengah dan rendah untuk kategori daerah itu. Ada siswa yang berasal dari keluarga kaya dan miskin.

Dilihat dari kemampuan siswa suatu kelas cenderung heterogen. Sebab setiap kelas akan mengikuti gejala normal yaitu terdiri dari anak yang pandai, sedang dan kurang pandai. Efek dan kondisi kelas yang demikian ini dilihat dari segi kemampuan terhadap kemampuan kognitif dan afektif masih banyak menjadi pertentangan dari para ahli. Pengelompokkan berdasarkan kemampuan akan kurang tepat jika dilihat secara paedagogis.

Dalam kehidupan kelas terjadi komunikasi antara guru dan siswa dan antara siswa dan siswa. Interaksi dalam kelas tidak selalu berjalan dengan tenang, damai, tenteram, hangat, penuh keakraban dan sebagainya, akan tetapi sering juga terjadi situasi persaingan yang tidak sehat, pertentangan pendapat yang menjurus percekcokkan dan bahkan terjadi perkelahian

5. Sebutkan faktor-faktor hambatan pengembangan media pembelajaran di Indonesia ?

Media pembelajaran di Indonesia banyak digunakan oleh para guru dalam mengajar di sekolah, dan dalam proses pembelajaran ini tidak. banyak guru yang menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, khususnya mmedia elektronik. Banyak faktor-faktor yang menghambat para guru dalam pengembangan media pembelajaran, diantaranya yaitu :

a. Kurangnya sarana dan prasarana dari pemerintah untuk mendukung pengembangan media pembelajaran, khususnya di sekolah. Banyak sekolah yang tidak mendapatkan alat/media bantu khususnya media elektronik.

b. Tidak bisa atau takut menggunakan (gagap teknologi) dalam media pembelajaran. Apalagi Gagap teknologi (gaptek), ternyata masih banyak yang dialami oleh sebagian guru kita. Ada beberapa guru yang “takut” dengan peralatan elektronik. Mungkin takut kesetrum atau takut rusak . Alasan ini menjadi lebih parah kalau ditambah dengan tekut hilang. Dengan alasan seperti itu, maka di beberapa sekolah banyak peralatan media elektronik yang masih tetap tersimpan rapih di runag kepala sekolah, belum pernah dimanfaatkan sejak peralatan itu ada.

c. Masyarakat ada yang beranggapan bahwa media itu hanya untuk hiburan sedangkan belajar itu harus serius. Jaman dulu, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang serius sedangkan media identik dengan hiburan. Tidak mungkin melakukan proses belajar sambil santai. Paradigma belajar kini sudah berubah. Kalau belajar dapat dilakukan dengan menyenangkan, mengapa harus dilakukan dengan tegang dan menyeramkan. Seharusnya para praktisi pendidikan harus bisa mengembangkan media yang bisa membelajarkan siswa sekaligus menghibur. Alangkah idealnya jika kita mampu membuat suatu media yang bisa menyajikan pesan-pesan belajar, sambil menghibur siswa. Ini memang menuntut kreatifitas kita.

d. Ketika dalam proses pembelajaran, Kebiasaan masyarakat kita khususnya guru “senior” mengandalkan ceramah. Mengajar dengan hanya mengandalkan verbalistik saja memang lebih mudah, tidak perlu banyak persiapan. Dari kepentingan guru, cara tersebut memang lebih enak. Namun kita harus mempertimbangkan kepentingan siswa yang belajar, bukan selera guru semata. Bagi guru yang pandai bicara, mengajar dengan mengandalkan ceramah mungkin saja bisa menarik perhatian siswa. Namun tidak semua guru memiliki kepiawaian untuk “berpidato” yang mampu memikat seluruh siswanya. Tidak semua materi dapat disampakan hanya dengan “berpidato”. Tetapi akan semakin efektif jika ceramah tersebut juga dibantu dengan berbagai macam media penunjang. Guru yang baik perlu menggunakan multi metode dan multi media dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran, bukan sekedar berfungsi sebagai alat bantu mengajar, melainkan media itu sendiri juga dapat memerankan fungsi sebagai penyampai pesan belajar. Dengan begitu, tidak semua informasi pelajaran harus disajikan oleh guru. Apalagi kita menyadari bahwa guru bukanlah manusia super yang serba tahu tentang segala informasi. Untuk itu, setiap kali menjalankan perannya sebagai pengajar, guru membutuhkan bantuan media. Dalam pembelajaran, tak ada salahnya guru berbagi peran dengan media. Biarkanlah media membantu memerankan sebagian tugas kita untuk menyajikan informasi belajar. Dengan begitu, para guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk melakukan peran lain yang tak kalah penting.

6. Bagaimana prosedur pengembangan media presentasi powerpoint ?

1. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan meteri, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang npendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung gambar, animasi, video dll

2. Mengumpulkan bahan pendudkung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara melalui internet (browsing), menggunakan yang sudah ada di direktori anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang di ambil dari bahan utama misalnya buku, mmodul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahsan atau pointer-pointer.

3. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di powerpoint sampai selasai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk slide show, web pages atau executable file (exe).

4. Setelah program selesai dibuat, Tidak langsung digunakan sebaiknya di gunakan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak dan kebenaran konse, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.

7. Bagaimana teknik penggunaan media pembelajaran berdasarkan tempat?

Berdasarkan tempat penggunaannya, beberapa teknik penggunaan media pembelajaran, yaitu :

a. Penggunaan media di kelas. Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Media Pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal tersebut., yaitu tujuan, materi, dan strategi pembelajaran. Yang terpenting dalam hal ini media tersebut disajikan di ruang kelas dimana guru dan siswa hadir bersama-sama berinteraksi secara langsung. Media ini dapat digunakan di kelas karena memungkinkan dilihat dari sisi biaya,berat dan ukuran, kemampuan siswa dan guru untuk menggunakannya, dan tidak membahayakan bagi penggunanya.

b. Penggunaan media diluar kelas. Dalam hal ini media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua siswa. Media pembelajaran di luar kelas, terdiri dari :

· Penggunaan media tidak terprogram

Penggunaan media dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan keberadaan media massa yang ada di masyarakat, misalnya televisi, radio, penggunaan film melalui CD/DVD ROM, penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum yang diberikan oleh guru atau sekolah. Contoh penggunaan media seperti ini ialah

· Penggunaan Media secara Terprogram

Penggunaan Media secara Terprogram adalah bahwa media tersebut digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Dan di supervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atau ditentukan terlebih dahulu.

Biasanya siswa diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketahui oleh pimpinan kelompokBerikut beberapa contoh penggunaan media secara terprogram:

- Penggunaan radio di SLTP Terbuka

Penggunaan radio sebagai media pembelajaran di laksanakan di luar kelas, sesuai dengan karakteristik SLTP terbuka yaitu sebagian besar belajar menggunakan bahan berupa modul, belajar dimana saja saat mereka bekerja atau bermain.

- Penggunaan E-Learning di beberapa sekolah di Indonesia

E-Learning adalah system pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk mebantu kegiatan pembelajaran.

8. Bagaimana variasi penggunaann media dalam proses pembelajaran ?

Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.

Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana.

Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu :

a. variasi gaya mengajar : meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang

b. variasi pengalihan penggunaan indra : dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran.

c. variasi pola interaksi : mencakup pola hubungan guru dan siswa.

Dilihat dari variasi penggunaannya, media dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

a. secara perorangan,

media dapat digunakan oleh seseorang sendirian saja atau istilahnya individual learning, banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dengan jelas sehingga orang dapat mengerjakannya secara mandiri.

b. kelompok, atau siswa dalam jumlah yang sangat banyak

Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang sangat banyak atau bersifat kelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 sampai dengan 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 sampai dengan 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompribuan dapat menggunakan media juga memerlukan buku petunjuk.

c. Secara Masal

Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media tersebut secara bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35 mm. untuk memudahkan orang yang belajar dengan menggunakan media seperti ini sebaiknya kepada para peserta di berikan bahan tercetak sebelumnya.